Langkah Membuat Cerpen Yang Baik dan Benar bagi Pemula - Menulis cerpen (narasi pendek) menjadi permulaan karier yang bagus sebagai penulis fiksi. Menulis narasi yang paling panjang, seperti novel tentulah lebih memerlukan tenaga dan waktu yang lumayan banyak. Belum juga cari penerbit yang ingin menerbitkannya.
Narasi pendek menjadi inovasi dalam karier menulis. Semakin banyak alternative untuk penulis narasi pendek untuk dikenali, dibanding novel. Majalah dan koran banyak yang terima narasi pendek. Website juga bisa jadi alternative termuatnya narasi pendek di internet.
Biasanya nama penulis ada dalam narasi pendek yang termuat di beberapa majalah dan koran, menjadi alasan positif untuk penerbit, jika penulis itu memberikan dokumen narasi yang lebih panjang seperti novel ke penerbit. Tulisan ini diperuntukkan pada penulis pemula yang ingin menulis narasi pendek secara baik. Seperti namanya, menulis narasi pendek mempunyai kekhasan tertentu.
1. Tema/ Topik
Seharusnya Anda mempunyai topik yang pasti saat menulis cerpen, mengenai narasi apakah yang ingin Anda catat. Pesan apa yang ingin Anda berikan ke pembaca. Karena ada topik, sebagai tulang punggung narasi, karena itu cerpen Anda akan tinggalkan kesan-kesan tertentu pada pembaca. Penentuan topik dari awalnya bermanfaat supaya saat menulis, Anda tidak begitu jauh meleset dari narasi telah diputuskan.
2. Alur cerita
Konsentrasilah pada satu jalan cerita sesuai topik yang telah diputuskan awalnya. Watak tambahan, riwayat, background, dan detil yang lain seharusnya perkuat jalan cerita ini. Percabangan jalan cerita mutlak harus dijauhi.
3. Karakter
Tidak boleh memakai jumlah watak yang kebanyakan. Makin banyak watak dapat membuat narasi Anda jadi terlampau panjang dan tidak konsentrasi pada topik. Pakai watak seperlunya yang sesuai jalan cerita.
4. Sepenggal kisah hidup
Namanya saja narasi pendek, hingga cerpen cuman bercerita mengenai sepotong cerita dalam kehidupan watak yang Anda bikin. Bila watak Anda mempunyai cerita hidup yang paling panjang, catat cuma untuk latar belakang sebagai penguat topik narasi itu. Tegaskan cuman pada satu sisi dari hidupnya untuk dicatat.
5. Penggunaan kata
Bagaimana juga cerpen mempunyai kebatasan dengan jumlah kata yang dapat digunakan, apa lagi narasi super pendek seperti flash fiction. Sering majalah atau koran tertentu betul-betul batasi jumlah kata yang dapat digunakan. Maka Sebaiknya anda memakai diksi yang efektif dan menghindar memakai kalimat preskriptif yang berpanjang-panjang.
6. Impresi
Secara tradisionil, cerpen diawali dengan pengenalan watak, perselisihan, dan resolusi. Alternative lain, ialah Anda bisa membuat impresi pada pembaca malah di awal narasi, secara langsung mendatangkan perselisihan. Watak Anda telah ada dalam kerusuhan besar.
Ini akan membuat pembaca makin ingin tahu, ada apakah yang terjadi sesungguhnya, bagaimana watak itu akan menangani masalahnya. Pengenalan watak, seting, dan lain-lain bisa dilaksanakan secara perlahan pada bagian narasi selanjutnya.
7. Kejutan
Berikan surprise pada pembaca diakhir narasi. Jauhi membuat akhir narasi yang gampang diterka.
8. Konklusi
Jangan dibiarkan pembaca meraba-raba dalam gelap di akhir narasi Anda. Yakinkan konklusi diakhir narasi Anda memberikan kepuasan, tapi juga tidak gampang diterka. Pembaca perlu dibikin terkesan di akhir narasi, mengenai apa yang terjadi pada watak itu.
Akhir narasi yang mengagumkan akan dikenang oleh pembaca, bahkan juga sesudah lama mereka usai membaca narasi itu. Beberapa penulis pemula sering dianjurkan untuk memakai pengandaian berikut saat mulai membuat cerpen mereka:
- Simpan seseorang di atas pohon.
- Lempari dia dengan batu.
- Buat dia turun.
Keliatannya aneh, tetapi coba Anda pikir baik, karena anjuran ini dapat diaplikasikan oleh penulis mana saja. Nach, turuti langkah- cara rencana sama seperti yang dianjurkan di bawah jika Anda ingin menulis cerpen-cerpen yang luar biasa.
9. Perencanaan Cerpen
Simpan seorang di atas pohon : timbulkan sebuah kondisi yang perlu ditemui figur khusus narasi.
Lempari ia dengan batu : Dari kondisi awalnya, bangun satu permasalahan yang perlu dituntaskan sang figur khusus barusan.
Contoh: Salah paham, kekeliruan identitas, peluang yang raib, dan lain-lain.
Untuk dia turun : Perlihatkan bagaimana figur Anda pada akhirnya menangani permasalahan itu. Pada beberapa narasi, hal paling akhir ini sering sekaligus juga dipakai sebagai tempat munculkan pesan yang ingin dikatakan penulis.
Contoh : Kemampuan cinta, kebaikan menaklukkan kejahatan, kejujuran ialah peraturan terbaik, persatuan bawa kemampuan, dll. Saat Anda usai menulis, selalu (dan selalu) check kembali pekerjaan Anda dan lihat ejaan, tanda baca dan gaya bahasa. Tidak boleh sia-siakan usaha keras Anda dengan tampilkan kesan-kesan tidak professional pada pembaca Anda.
Praktikkan rencana simpel ini pada tulisan Anda seterusnya.
10. Tema
Tiap tulisan harus mempunyai pesan atau makna yang tersurat didalamnya. Sebuah topik ialah seperti sebuah tali yang menyambungkan awalnya dan akhir narasi di mana Anda gantungkan jalur, watak, seting narasi dan yang lain. Saat Anda menulis, percayalah jika tiap kata terkait dengan topik ini.
Saat menulis cerpen, dapat sehingga kita akan terlampau menyimpan perhatian pada satu sisi saja seperti membuat penokohan, pelukisan beberapa hal yang ada, diskusi atau apa saja , karena itu, kita harus ingat jika kalimat yang terlalu berlebih bisa mengaburkan pokok narasi tersebut.
Narasi yang baik ialah narasi yang mengikut sebuah garis batasan. Tetapkan apa pokok narasi Anda dan meskipun topik itu benar-benar memikat untuk diperluas, Anda harus tetap fokus pada pokok yang sudah Anda bikin bila tidak mau tulisan Anda usai seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kelompok beberapa ide yang campur baur tanpa satu kepastian.
11. Tempo Waktu
Narasi dalam sebuah cerpen yang efisien umumnya tampilkan sebuah tempo saat yang pendek. Ini dapat berbentuk satu peristiwa di kehidupan watak khusus Anda atau berbentuk narasi mengenai peristiwa yang berjalan dalam satu hari atau bahkan juga satu jam. Dan sama waktu yang cepat itu, upayakan supaya peristiwa yang Anda katakan bisa munculkan topik Anda.
12. Setting
Karena Anda cuman mempunyai jumlah kalimat yang terbatas untuk sampaikan pesan Anda, karena itu Anda harus bisa pilih seting narasi dengan berhati-hati. Di sini memiliki arti jika seting atau tempat peristiwa harus juga berperanan untuk ikut memberikan dukungan jalannya narasi. Hal tersebut tidak memiliki arti Anda selalu harus pilih seting yang tipikal dan gampang diterka.
Sebagai contoh, beberapa seting yang paling mengerikan untuk sebuah narasi horor bukan makam atau rumah tua, tetapi beberapa tempat biasa yang kerap dijumpa pembaca di kehidupan setiap hari mereka. Bikinlah supaya pembaca seakan-akan rasakan situasi narasi melalui seting yang sudah diputuskan barusan.
13. Penokohan
Untuk jaga efektifitas narasi, sebuah cerpen cukup mempunyai seputar tiga figur khusus saja, karena kebanyakan figur justru dapat mengaburkan alur cerita Anda. Tidak boleh terlampau terikut untuk menjelaskan sedetil-detailnya background setiap figur itu.
Tetapkan figur yang mana terpenting dalam memberikan dukungan narasi dan pusatkan diri kepadanya. Bila Anda memang jatuh hati pada beberapa tokoh Anda, gunakanlah mereka sebagai dasar dalam novel Anda nantinya.
14. Dialog
Tidak boleh memandang mudah kemampuan diskusi dalam memberikan dukungan penokohan watak Anda, kebalikannya diskusi harus sanggup ikut menceritakan dan meningkatkan narasi Anda. Tidak boleh cuman jadikan diskusi cuma untuk pendamping untuk hidupkan figur Anda.
Setiap kata yang ditempatkan dalam mulut beberapa tokoh Anda pun harus berperan dalam munculkan topik narasi. Bila rupanya diskusi itu tidak sanggup memberikan dukungan topik, mengambil cara tegas dengan menghapusinya.
15. Alur
Buat paragraf pembuka yang memikat yang cukup membuat pembaca ingin tahu untuk ketahui apa yang bakal terjadi seterusnya. Yakinkan jika jalur Anda komplet, maknanya harus ada pembukaan, tengah narasi dan penutup.
Namun, Anda pun tak perlu terlampau lama-lama dalam membuat narasi, hingga klimaks atau penuntasan narasi cuman ada pada sebuah kalimat, dan membuat pembaca terasa terusik dan bingung dalam pengertian negatif, bukanlah kagum.
Tidak boleh juga membuat "twist ending" (penutup yang tidak tersangka) yang bisa dibaca terlampau awal, upayakan agar pembaca masih menebak sampai saat paling akhir. Bila Anda membuat narasi yang bergerak cepat, misalkan narasi mengenai kriminalitas, jaga agar paragraf dan beberapa kalimat Anda masih singkat. Ini ialah trick untuk mengendalikan kecepatan dan memperkental nuansa yang ingin Anda suguhkan pada pembaca.
16. Baca lagi
Pembaca bisa dengan gampang dipengaruhi oleh pola yang tidak rapi, pemakainaan tanda baca dan gaya bahasa yang keliru. Jangan dibiarkan semuanya mengusik narasi Anda, selalu check dan check kembali.
Temukan juga berbagai artikel menarik lainnya dari Haurkoneng.eu.org hanya di Google News atau klik di sini.
semoga bermanfaat :)